IBX5980432E7F390 Kupas Tuntas Materi Pendikan, Pengertian, Jenis, Sumber dan Cara Pengembangan Materi Pendidikan - BUKA RAHASIA

Navigation List

Jangan Lakukan 7 Keromantisan Ini, Jika Ingin Hubunganmu Aman dan Langgeng

Jangan Lakukan 7 Keromantisan Ini, Jika Ingin Hubunganmu Aman dan Langgeng - Hmm.... ingin hubungan langgeng kenapa malah dilarang romantis...

Kupas Tuntas Materi Pendikan, Pengertian, Jenis, Sumber dan Cara Pengembangan Materi Pendidikan

Materi pendidikan adalah hal pokok dan penting dalam sebuah pembelajaran. Materi pendidikan akan menentukan keberhasilan pendidikans secara keseluruhan. Makanya sangat penting bagi pengajar atau guru dalam mencari, menysusun dan menyajikan materi pendidikan secara tepat. 

Namun sangat disayangkan, pada kenyatannya masih banyak guru yang tidak memahami bagaimana cara mencari sumber referensi yang lebih variatif, bagaimana menyusun materi pendidikan, bagaimana cara mentransfer mater pendidikan kepada peserta didi bahkan kurang paham bagaimana melakukan evaluasi terhadap materi pendidikan yang sudah diberikan.

Arikel materi pendidikan ini akan membahas secara tuntas tentang materi pendidikan, mulai dari pengertian, jenis, sumber dan cara pengembangannya. Artikel ini sangat penting untuk dibaca oleh para pengajar, baik yang mengajar di pendidikan formal maupun informal. Nah, mari kita mulai pembahasan ini dari pengertian materi pendidikan.


Pengertian Materi Pendidikan

Secara umum dapat didefinisikan bahwa Materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pendidikan merupakan inti utama dari sebuah kerangka perangkat pembelajaran dalam mencapai sasaran pendidikan. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. 



Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar,serta tercapainya indikator.

Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut.

Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan tersebut.


Jenis-Jenis Materi Pendidikan

Seorang guru sangat penting untuk memahami jenis-jenis materi pendidikan. Karena dengan mamahami jenis materi pendidikan, seorang guru bisa mengklasifikasikan setiap materi pendidikan sehingga bisa membuat skenariao pembelajaran lebih tepat. Nah, materi pendidikan bisa dibedakan berdasarkan jenisnya sebagai berikut :


Materi Pendidikan Berupa Fakta

Yaitu segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh: dalam mata pelajaran Sejarah: Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan Pemerintahan Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran Indonesia. 

Strategi Penyampaian Fakta
Jika guru harus manyajikan materi pembelajaran jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang atau simbol, dsb.).

Langkah-langkah membelajarkan materi pembelajaran jenis “Fakta”:
1) Sajikan fakta
2) Berikan bantuan untuk materi yang harus dihafal
3) Berikan soal-soal mengingat kembali (review)
4) Berikan umpan balik
5) Berikan tes.



Materi Pendidikan Berupa Konsep

Yaitu materi pendidikan yang berupa pengertian-pengertian baru yang merupakan hasil dari pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi dan sebagainya. Contoh: penyimpangan sosial adalah suatu pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat (Horton & Hunt 1987: 191), dsb.


Strategi penyampaian konsep
Materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau pengertian.Tujuan mempelajari konsep adalah agar peserta didik paham, dapat menunjukkan ciri-ciri,unsur, membedakan, membandingkan, menggeneralisasi, dsb.
Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi pembelajaran jenis
”Konsep”:
1) Sajikan Konsep
2) Berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan contoh)
3) Berikan soal-soal latihan dan tugas
4) Berikan umpanbalik
5) Berikan tes.

Materi Pendidikan Berupa Prinsip


Yaitu materi pendidikan yang menjadi dasar atau dalil dari materi pendidikan yang akan dikembangkan. Materi pendidikan ini berupa dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh: Perilaku menyimpang timbul karena tidak adanya nilai atau norma yang dapat ditaati secara teguh, diterima secara luas, dan mampu mengikat serta mengendalikan masyarakat (Emile Durkhaim, 1897), dsb.

Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip
Termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law),postulat, teorema, dsb.
Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi pembelajaran jenis “prinsip”
1) Berikan prinsip
2) Berikan bantuan berupa contoh penerapan prinsip
3) Berikan soal-soal latihan
4) Berikan umpan balik
5) Berikan tes.


Materi Pendidikan Berupa Prosedur

merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh: praktik penelitian sosial, dsb.

Strategi Penyampaian Prosedur
Tujuan mempelajari prosedur adalah agar peserta didik dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal. Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara urut. Misalnya langkah-langkah menghidupkan televisi, menghidupkan dan mematikan komputer.Langkah-langkah mengajarkan prosedur meliputi:
1) Menyajikan prosedur
2) Pemberian bantuan dengan jalan mendemonstrasikan bagaimana cara melaksanakan
prosedur
3) Memberikan latihan (praktik)
4) Memberikan umpanbalik
5) Memberikan tes.


Materi Pendidikan Berupa Sikap atau Nilai

Yaitu hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar, dan bekerja, dsb. Contoh: aplikasi sosiologi dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk sikap toleransi dalam menghadapi fenomena sosial yang bervariasi.

Strategi penyampaian materi aspek sikap (afektif)
Termasuk materi pembelajaran aspek sikap (afektif) menurut Bloom (1978) adalah pemberian respons, penerimaan suatu nilai, internalisasi, dan penilaian. Beberapa strategi mengajarkan materi aspek sikap antara lain: penciptaan kondisi, pemodelan atau contoh, demonstrasi, simulasi, penyampaian ajaran atau dogma.



Contoh: pada mata pelajaran Sosiologi kelas X yaitu memberikan contoh peran nilai dan norma dalam masyarakat.Strategi Penciptaan Kondisi: Agar memiliki sikap normatif dalam kehidupan bermasyarakat, di depan loket dipasang jalur untuk antre berupa pagar besi yang hanya dapat dilalui seorang demi seorang secara bergiliran. Strategi Pemodelan atau Contoh: Disajikan contoh atau model seseorang yang tidak memiliki sikap normatif, yaitu seseorang yang tidak mau tertib dalam antrean.

Sumber Materi Pendidikan

Berbagai sumber materi pembelajaran atau sumber belajar dapat digunakan untuk mendukung materi pembelajaran tertentu. Penentuan tersebut harus tetap mengacu pada setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Beberapa jenis sumber belajar antara lain:
1. Buku
2. Laporan hasil penelitian
3. Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
4. Majalah ilmiah
5. Kajian pakar bidang studi
6. Karya profesional
7. Buku kurikulum
8. Terbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan
9. Situs-situs internet
10. Multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb)
11. Lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi)
12. Narasumber (orang/manusia)



Perlu diingat bahwa seorang guru tidak boleh hanya bergantung pada satu jenis sumber sebagai satu-satunya sumber belajar. Sumber Belajar adalah rujukan, artinya dari berbagai sumber belajar tersebut seorang guru harus melakukan analisis dan mengumpulkan materi yang sesuai untuk dikembangkan dalam bentuk bahan ajar. Di samping itu, kegiatan pembelajaran bukanlah usaha mengkhatamkan (menyelesaikan) keseluruhan isi suatu buku, tetapi membantu peserta didik mencapai kompetensi. 



Karena itu, hendaknya guru menggunakan sumber belajar maupun Bahan Ajar secara bervariasi,
untuk pengembangan bahan ajar dapat berpedoman dengan panduan pengembangan bahan
ajar yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMA.


Strategi Implementasi Materi Pembelajaran / Pendidikan

1. Langkah-Langkah Penentuan Materi Pembelajaran
a Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu di identifikasi aspekaspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Harus ditentukan apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah afektif.
1) Ranah Kognitif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian.
2) Ranah Psikomotor jika kompetensi yang ditetapkan meliputi gerak awal, semirutin, dan rutin.
3) Ranah Afektif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pemberian respons, apresiasi, penilaian, dan internalisasi.

b Identifikasi Jenis-jenis Materi Pembelajaran
Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi pembelajaran dengan tingkatan aktivitas /ranah pembelajarannya. Materi yang sesuai untuk ranah kognitif ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah kognitif adalah fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.

Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah afektif ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan carav penyesuaian diri. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah afektif meliputi rasa dan penghayatan, seperti pemberian respon, penerimaan, internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah psikomotor ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah psikomotor terdiri dari gerakan awal, semirutin, dan rutin.



Materi yang akan dibelajarkan perlu diidentifikasi secara tepat agar pencapaian kompetensinya dapat diukur. Di samping itu, dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi  yang akan dibelajarkan, maka guru akan mendapatkan ketepatan dalam metode pembelajarannya. Sebab, setiap jenis materi  pembelajaran memerlukan strategi, metode, media, dan sistem evaluasi yang berbeda-beda. Misalnya metode pembelajaran materi fakta atau hafalan bisa menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode pembelajaran materi prosedur dengan cara “demonstrasi”.

Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan dibelajarkan adalah dengan cara mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita belajarkan berupa fakta, konsep, prinsip,prosedur, aspek sikap, atau keterampilan motorik.

Berikut adalah pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi pembelajaran.
1) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa mengingat nama suatu objek, simbol atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya “ya” maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah “fakta”. Contoh: Nama dan bahasa setiap suku bangsa di Indonesia.



2) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa kemampuan untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi? Kalau jawabannya “ya” berarti materi yang harus diajarkan adalah “konsep”. Contoh : Seorang guru Sosiologi menunjukkan beberapa subras manusia di dunia, kemudian Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran peserta didik diminta untuk menglasifikasikan atau mengelompokkan mana yang termasuk ras kaukasoid, mongoloid, dan negroid.



3) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa menjelaskan atau
melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu? Bila “ya” maka materi yang harus diajarkan adalah “prosedur”. Contoh : Seorang guru Soiologi membelajarkan bagaimana proses penyusunan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan Kenakalan Remaja .0 



4) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa menentukan hubungan antara beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep? Bila jawabannya “ya”, berarti materi pembelajaran yang harus diajarkan termasuk dalam kategori “prinsip”. Contoh: Seorang guru Sosiologi menjelaskan hubungan antara mobilitas sosial dengan perubahan sosial.



5) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa memilih berbuat atau tidak berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka tidak suka, indah tidak indah? Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan berupa aspek sikap atau nilai. Contoh: Budi memilih tidak menaati rambu-rambu lalulintas daripada terlambat ke sekolah walau telah dibelajarkan pentingnya menaati peraturan lalu lintas.



6) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa melakukan perbuatan secara fisik? Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah aspek motorik. Contoh: Dalam membahas materi tentang penelitian sosial, peserta didik diharapkan mampu mengumpulkan data melalui angket atau observasi.



Agar menjadi lebih jelas dalam mengidentifikasi materi pembelajaran apakah termasuk aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, dan prosedur), aspek afektif dan aspek psikomotorik, berikut disajikan bagan alur (flowchart) langkah-langkah penentuan materi
pembelajaran. Selain menggambarkan langkah-langkah yang menunjukkan cara berpikir,
diagram di bawah ini juga menunjukkan kata-kata kunci untuk menentukan jenis atau tipe
materi pembelajaran dalam hubungannya dengan perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik.


Strategi Urutan Penyampaian Materi Pendidikan

a Strategi urutan penyampaian simultan
Jika guru harus menyampaikan lebih dari satu materi pembelajaran, maka menurut strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, kemudian diperdalam satu demi satu (metode global). Contoh: seorang guru mata pelajaran Sosiologi akan menyampaikan materi tentang Nilai dan Norma Sosial, Penyimpangan Sosial, dan Pengendalian Sosial. Pertama-tama Guru menyajikan gambaran umum sekaligus secara garis besar, kemudian setiap jenis ikatan disajikan secara mendalam.



b Strategi urutan penyampaian suksesif
Jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru  kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula. Contoh yang sama, seorang guru mata pelajaran Sosiologi akan menyampaikan materi tentang Nilai dan Norma Sosial, Penyimpangan Sosial, dan Pengendalian Sosial. Pertama-tama Guru menyajikan gambaran umum sekaligus secara garis besar, kemudian setiap jenis ikatan disajikan secara mendalam. Setelah pembahasan Nilai dan Norma Sosial disajikan secara mendalam, baru kemudian menyajikan jenis berikutnya yaitu Penyimpangan Sosial, dan seterusnya.


Strategi Belajar
Ditinjau dari sisi guru, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran berupa kegiatan guru menyampaikan atau membelajarkan kepada peserta didik (teaching activity). Sebaliknya, ditinjau dari sisi peserta didik, perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa mempelajari atau berinteraksi dengan materi pembelajaran (learning activity). Secara khusus dalam belajar, kegiatan peserta didik dapat dikelompokkan menjadimenghafal, menggunakan, menemukan, dan memilih. Penjelasan dan contoh berikut adalah minimal. Guru dipersilakan melakukan pengembangan disesuaikan dengan metode-metode lebih mutakhir yang dimiliki:

a Menghafal
Ada dua jenis menghafal, yaitu menghafal verbal (remember verbatim) danv menghafal parafrase (remember paraphrase). Menghafal verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya. Terdapat materi pembelajaran yang memang harus dihafal persis seperti apa adanya, misalnya nama orang, nama tempat, nama zat, lambang, peristiwa sejarah, nama-nama bagian atau komponen suatu benda, dsb. Sebaliknya ada juga materi pembelajaran yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi dapat diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri (hafal parafrase). Yang penting peserta didik paham atau mengerti, misalnya paham inti isi Mobilitas Sosial, dsb.

b Menggunakan/Mengaplikasi
Materi pembelajaran setelah dihafal atau dipahami kemudian digunakan atau diaplikasikan. Jadi dalam proses pembelajaran peserta didik perlu memiliki kemampuan untuk menggunakan, menerapkan atau mengaplikasi materi yang telah dipelajari. Penggunaan fakta atau data adalah untuk dijadikan bukti dalam rangka pengambilan putusan. Contoh: berdasar hasil penggalian ditemukan fakta bahwa meningkatnya tindak criminal disebabkan oleh kemiskinan. Dengan menggunakan fakta tersebut, pemerintah menyimpulkan bahwa untuk mengurangi frekuensi dan intesitas tindak kiminal dapat dilakukan melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat.



Penggunaan materi konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus. Seperti diketahui, dalil atau rumus merupakan hubungan antara beberapa konsep. Misalnya, perkembangan kepribadian anak “Jika seorang selalu disebut pencuri (yang sebenarnya tidak pernah mencuri, maka ia akan benar menjadi pencuri”. Konsep-konsep dalam interaksi tersebut meliputi tindakan sosial, pemberian ”cap pencuri”, perilaku menyimpang, pengendalian sosial.



Selain itu, penguasaan atas suatu konsep digunakan untuk menggenerali-sasi dan membedakan. Contoh, seorang anak yang telah memahami konsep “norma adalah alat pengendalian sosial”, akan dapat menggeneralisasi bahwa bagaimanapun caranya, pada masyarakat manapun adanya, dapat menyimpulkan bahwa norma sosial adalah sistem aturan yang disertai dengan sanksi bagi pelanggarnya.

Penerapan atau penggunaan prinsip adalah untuk memecahkan masalah pada kasuskasus lain. Contoh: seorang peserta didik yang telah mampu membuat instrumen pengumpulan data dan analisis data, dapat menentukan kesimpulan hasil penelitiannya. Penggunaan materi prosedur adalah untuk dikerjakan atau dipraktikkan. Contoh: Seorang peserta didik yang telah menguasai suatu bahasa, dapat berkomunikasi dengan suatu komunitas yang menggunakan bahasa tersebut. Penggunaan prosedur (psikomotorik) adalah untuk mengerjakan tugas atau Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran



Cakupan Materi Pembelajaran / Pendidikan

Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus memperhatikan beberapa aspek berikut
1. Aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda. Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya.

2. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran. Kedalaman materi menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di dalamnya yang harus dipelajari oleh peserta didik.

3. Kecukupan atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan.
Memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Misalnya, jika dalam pembelajaran dimaksudkan untuk memberikan kemampuan kepada peserta didik di bidang jual beli, maka uraian materinya mencakup:

a. Penguasaan atas konsep pembelian, penjualan, laba, dan rugi;
b. Rumus menghitung laba dan rugi jika diketahui pembelian dan penjualan;
c. Penerapan/aplikasi rumus menghitung laba dan rugi.
Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran


Urutan Materi Pendidikan /pembelajaran

Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya. Misalnya, materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik akan mengalami kesulitan mempelajari pengurangan jika materi penjumlahan belum dipelajari. Peserta didik akan mengalami kesulitan melakukan pembagian jika materi perkalian belum dipelajari.

Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural dan hierarkis.
1. Pendekatan prosedural.
Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkahlangkah dalam melaksanakan “pen elitian social”.
Contoh : Urutan Prosedural (tatacara)
Pada mata pelajaran Sosiologi, peserta didik harus mencapai standar kompetensi ”Mempraktikkan metode penelitian sosial”. Agar peserta didik berhasil mencapainya, harus melakukan langkah-langkah berurutan mulai dari cara merancang metode penelitian sosial, melakukan penelitian sosial, mengkomunikasikan hasil penelitian sosial. Prosedur penelitian tersebut dapat disajikan dalam materi pembelajaran sebagai berikut 
Materi pembelajaran : Menyusun rancangan penelitian
Urutan materi : - Menentukan topik penelitian
- Perumusan masalah, judul, dan pertanyaan-pertanyaan
penelitian
- Menetapkan tujuan penelitian
- Merumuskan hipotesis
- Memilih subjek penelitian (populasi dan sampel)
- Mengenali jenis data penelitian
- Menentukan metodologi penelitian

2. Pendekatan hierarkis
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat
berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.
Contoh : Urutan Hierarkis (berjenjang)

Menyusun rancangan penelitian
Agar peserta didik mampu menyusun rancangan penelitian, peserta didik terlebih
dahulu harus mempelajari konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan yang mencakup: 1)
kenyataan, 2) fakta, 3) fenomena atau gejala, 4) masalah, 5) data, 6) bukti/evidence, 7)
asumsi, 8) hipotesis, 9) generalisasi, 10) proposisi, 11) potsulat, 12) teori , dan 13) konsep.
Selanjutnya peserta didik menerapkan konsep tersebut dalam pelaksanaan penelitian.

C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi

Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).
1. Relevansi atau kesesuaian.
Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Contoh: kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah ” Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat” (Sosiologi kelas XI semester 1) maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya ”Referensi tentang berbagai fenomena sosial yang mengarah pada timbulnya konflik sosial” (materi konsep), bukan ”langkah-langkah mengantisipasi dan menanggulangi konflik (materi prosedur).

2. Konsistensi atau keajegan. 
Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada dua macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi dua macam. Contoh: kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik mendeskripsikan terjadinya perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial (Sosiologi Kelas X semester 2), maka materi yang diajarkan juga harus meliputi perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial. 

3. Adequacy atau kecukupan. 
Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD).
Dalam pengembangan materi pembelajaran guru harus mampu mengidentifikasi dan mempertimbangkan hal-hal berikut:
  1. Potensi peserta didik; meliputi potensi intelektual, emosional, spiritual, sosial, dan potensi vokasional.
  2. Relevansi dengan karakteristik daerah; jika peserta didik dan sekolah berlokasi bertempat di daerah pantai, maka pengembangan materi pembelajaran diupayakan agar selaras dengan kondisi masyarakat pantai
  3. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
  4. Kebermanfaatan bagi peserta didik; pengembangan materi pembelajaran diupayakan agar manfaatnya dapat dirasakan peserta didik dalam waktu yang relatif singkat setelah suatu materi pembelajaran tuntas dilaksanakan.
  5. Struktur keilmuan; mengembangkan materi pembelajaran sosiologi harus didasarkan pada struktur keilmuan sosiologi.  Misalnya: mengembangkan konsep urbanisasi,jangan dimaknai secara geografis (urbanisasi artinya perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan); seharusnya: urbanisasi adalah perubahan pola berpikir, bersikap, dan bertindak dari pola kehidupan masyarakat pedesaan yang tradisional menjadi pola kehidupan perkotaan yang modern, disertai dengan perubahan dalam sarana dan prasarana penunjang kehidupannya. Sebab perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan hanya salah satu cara dalam urbanisasi Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran
  6. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; mengembangkan materi pembelajaran hendaknya selalu mempertimbangkan potensi peserta didik, tingkat perkembangan peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta didik, alokasi waktu, dan perkembangan peradaban dunia
  7. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
  8. 8. Alokasi waktu.

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk "Kupas Tuntas Materi Pendikan, Pengertian, Jenis, Sumber dan Cara Pengembangan Materi Pendidikan"

Posting Komentar